Satu Tindakan Untuk Sebuah Perubahan

Salah satu bentuk penghargaan terhadap hidup kita adalah dengan menghargai hidup orang lain.

Satu Tindakan Untuk Sebuah Perubahan

Jangan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu, karena waktu tidak akan pernah tepat bagi mereka yg menunggu.

Satu Tindakan Untuk Sebuah Perubahan

Hidup bukan tentang seberapa besar kesalahanmu di masa lalu, tapi tentang bagaimana kamu memperbaiki diri dan kuat menjalani hari.

Satu Tindakan Untuk Sebuah Perubahan

Hidup ini terlalu singkat tuk menghabiskan waktumu mencemaskan apa yg orang lain pikirkan tentang dirimu. Jadi dirimu sendiri!

Satu Tindakan Untuk Sebuah Perubahan

Ambil pelajaran dari masa lalu, tinggalkan sisanya. Jangan biarkan belenggu kesedihan menutup jalanmu menuju masa depan.

Kamis, 30 Juni 2011

Pertapa Muda Dan Kepiting

Suatu ketika di sore hari yang terasa teduh, tampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai. Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan.
Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai di mana sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana tampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras.
Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Karena itu, ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya. Melihat tangan terjulur, dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting.
Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya. Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama. Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya.
Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi. Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan capit kepiting.
Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda, “Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik. Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?”
“Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa makhluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting,” jawab si pertapa muda dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik.
Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungut sebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai. Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya. “Lihat Anak Muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong makhluk lain, bukankah tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun
bisa kita manfaatkan, betul kan?”
Seketika itu, si pemuda tersadar. “Terima kasih, Paman. Hari ini saya belajar sesuatu. Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan. Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang Paman ajarkan.”

Senin, 27 Juni 2011

Hidup Adalah Pilihan

Manusia mempunyai keterbatasan untuk memilih, termasuk kita. Sering kali kita merasa tidak berdaya apabila didepan kita terdapat dua buah pilihan yang sulit untuk dipilih apalagi pilihan itu membuat salah satu dari kita merasa tertekan bahkan mungkin merasa bersalah. Dan sekarang pilihan itu lah yang sedang saya hadapi. Di satu sisi saya tidak ingin kehilangan tapi di sisi lain saya harus meninggalkannya. awalnya saya ragu akan pilihan saya, tapi setelah yakin akan pilihan saya, Saya memutuskan untuk meninggalkannya walau memang sulit, tapi setidaknya saya sudah berani untuk mengambil pilihan, karena bagi saya kata  " TIDAK ADA PILIHAN LAIN "  adalah sebuah kata yang hanya di ucapkan oleh seorang pengecut yang tidak mampu untuk mengambil sebuah keputusan. saya tau dia tidak akan bisa menerima keputusan saya, begitu pun juga saya. Tapi ingat hidup ini pilihan, "YA"  atau "TIDAK" itu saja, memang simple bahkan begitu sangat sederhana, kalau kita sedikit mau berpikir, sejenak kita tenangkan diri, saya yakin pasti tidak ada yang sia-sia dari pilihan ini,

Kekecewaan Yang Membodahi Kita


Ketika kita merasa kecewa kita tidak sadar bahwa kekecewaan yang kita alami adalah sebuah kekeliruan, ya benar  itu adalah kekeliruan,, kita tidak bisa menerima kalau hati kita merasa di sakiti, dibohongi, seharusnya kita bercermin pada diri kita, apakah semua yang telah kita berikan ini hanya untuk diri kita atau orang lain,, betapa bodoh nya kita kalau kita merasa kecewa di saat orang itu justru menari diatas kekecewaan kita atau bahkan orang itu tidak tahu kalau mereka itu telah membuat diri kita merasa tak dihargai,, sebenarnya mereka itu tidak salah karena mereka punya hak untuk membuat seseorang merasa tak berarti, tapi hati ini juga punya hak untuk merasa sakit bila perasaannya terluka,, memang berat, memang sulit, memang rumit tapi inilah yang  namanya kehidupan, bodoh jika kita merasa tak bisa berbuat apa-apa karena sesungguh nya ini adalah jalan kita menuju kedewasaan diri, jadi tetap semangat jalanin sisa hidup ini dengan keyakinan, saya jadi ingat oleh perkataan sahabat saya di waktu Sekolah. “ Kita merasa kecewa karena kita tidak bisa menerima kekurangan yang ada di diri kita “..    so, jika kita merasa di kecewakan oleh orang,  itu berarti kita tidak bisa menerima kekurangan yang ada di diri kita..

Senin, 06 Juni 2011

3 Hari Dalam Hidup Ini

Hari pertama : Hari kemarin.
Kita tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Kita tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Kita tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi kegembiraan yang Kita rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat dan beristirahat dengan tenang;
lepaskan saja…

Hari kedua : hari esok.
Hingga mentari esok hari terbit,
Kita tak tahu apa yang akan terjadi.
Kita tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Kita tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; toh belum tentu esok hari Kita merengkuhnya
biarkan saja…

Yang tersisa kini hanyalah hari ini.
Pintu masa lalu telah tertutup,
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri Kita untuk hari ini.
Kita dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila Kita mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini, hari ini yang abadi.
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada Kita.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa Kita menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri Kita sendiri
Jadi, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu
bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan sekarang juga

Ambil Resiko



Saat anda mengambil resiko, ada kemungkinan sangat nyata akan terjadinya kegagalan.  Tetapi bila anda tidak mengambil resiko, anda sudah pasti gagal.
Memang, beberapa resiko tidak layak ditempuh, TAPI menghindari semua resiko, sama saja dengan menghindari hidup.  Bangun pagi mengandung resiko.  Pergi ke pasar mengandung resiko.  Berkenalan mengandung resiko.  Namun semua resiko ini masih cukup bernilai untuk ditempuh, karena resiko-resiko demikian mengikutkan imbalan yang berharga.
Mungkin anda akan mengambil suatu resiko, dan gagal.  Tapi itu bukan alasan untuk berhenti mengambil resiko.  Belajarlah dari pengalaman dan maju terus.  Waktu, kesempatan, dan sumber daya anda akan membusuk serta terbuang percuma bila anda digiring terus pada rasa takut kehilangan waktu dan kesempatan.  Resiko terbesar adalah saat anda tidak berani ambil resiko.
Gunakan apa yang anda punya.  Jangan biarkan takut akan resiko menjadi penyebab terbesar kegagalan anda.  Hitung kembali. Ambil resiko, dan raihlah imbalan yang tersimpan di dalamnya.